Senin, 05 Maret 2012

Gerakan Kewirausahaan Nasional Dimulai

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koperasi dan UKM, Sjarifuddin Hasan, menyatakan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) telah dimulai sejak 2 Februari 2011.

"Mulai hari ini, Gerakan Kewirausahaan Nasional telah dimulai," kata Sjarifuddin Hasan di Jakarta, Rabu, dalam acara Pencanangan GKN yang dihadiri oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Pencanangan GKN menandai telah dimulainya sebuah program untuk melahirkan lebih banyak wirausaha baru di Indonesia.

Ia mengatakan, saat ini jumlah wirausaha di Tanah Air baru sebanyak 0,24 persen dari total populasi penduduk, padahal untuk dapat dikatakan sebagai negara maju diperlukan setidaknya 2 persen jumlah wirausaha dari seluruh jumlah penduduk.

"Melalui GKN ini kita berharap dapat meningkatkan jumlah wirausaha minimal 2 persen dari total populasi penduduk kita," katanya.

Menurut Menteri, jika hal itu dapat dicapai maka bukan tidak mungkin jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan dapat ditekan sehingga kesejahteraan rakyat dapat tercapai.

Ia menambahkan, berbagai upaya dilakukan untuk mendukung GKN di antaranya program pengembangan sumber daya manusia, peningkatan program pembiayaan, dan pemasaran bagi calon wirausaha.

"Seluruh kementerian bersinergi dengan BUMN, perbankan, organisasi masyarakat dengan satu tujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan eksistensi GKN," katanya.

Selain itu, berbagai program yang digulirkan pemerintah antara lain program wirausaha 1.000 sarjana, pelatihan kewirausahaan, PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan), program pembiayaan CSR, PNPM Mandiri, hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tahun ini ditarget Rp20 triliun tanpa jaminan.

"Ini komitmen pemerintah untuk mendorong agar generasi muda menjadi wirausaha andal dan menjadi generasi yang menciptakan pekerjaan bukan sebagai `job seeker`," katanya.

Begitu pula program pemasaran, kata Sjarifuddin, yang diarahkan untuk mendukung kemudahan bagi calon wirausaha dalam memasarkan produknya.

"Kami juga telah bekerja sama dengan kementerian lain untuk meningkatkan fungsi pemasaran baik domestik maupun internasional," katanya.

Pihaknya telah menyediakan ruang pamer Gedung Smesco yang siap menampung pemasaran produk KUKM dari seluruh Indonesia.

Pihaknya berharap GKN akan menjadi titik balik sinerginya seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong lahirnya lebih banyak wirausaha yang andal, mandiri, dan berdaya saing.

"Kita akan membawa rakyat Indonesia ke arah negara `the best on new economic` melalui kewirausahaan," katanya.

Dalam pencanangan GKN terangkai pula acara expo kewirausahaan, pemberian penghargaan kepada tokoh, perbankan, wirausaha muda sukses, koperasi, dan kepala daerah penggerak kewirausahaan.

Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sambutannya menyatakan gembira dan bangga terhadap seorang wirausaha atau mereka yang bertekad menjadi wirausaha.

"Wirausaha adalah seorang yang punya ide, kreatif, dan inovatif. Mereka berani melakukan sesuatu yang baru, berani mengambil risiko," katanya.

Wirausaha, menurut Presiden juga tidak pasif tetapi aktif untuk berkarya bagi kemajuan hidupnya.

( By Sufajar Butsianto )

Sabtu, 03 Maret 2012

Merubah Paradigma Pendidikan Anak

NUSA DUA, KOMPAS.com - Pendidikan di Indonesia harus mampu mengubah cara pandang yang semula bekerja sebagai pegawai, menjadi wirausaha. Perubahan ini harus ditanamkan sejak anak-anak memasuki sekolah tingkat taman kanak-kanak.
Pengusaha senior Ciputra mengemukakan hal itu kepada wartawan, seusai menjadi pembicara dalam Pertemuan Kewirausahaan Regional di Nusa Dua, Bali, Sabtu (23/7). Dalam pertemuan yang diselenggarakan Global Entrepreneur Program (GEP) bermitra dengan Global Entrepreneur Program Indonesia (GEPI), hadir wirausaha dari Indonesia dan 11 investor dari Amerika Serikat yang tergabung dalam Angel Investor.
Ciputra yang tercatat sebagai salah seorang pendiri GEPI berpendapat, saat ini, seorang anak yang duduk di TK justru diajar untuk selalu patuh. Anak itu tidak diajarkan berpikir kreatif. Akibatnya, pikiran untuk selalu menurut terbawa hingga dewasa. ”Maka dari itu, cara pandang harus diubah menjadi bagaimana cara menjadi wirausaha mandiri yang kreatif,” ujarnya.
Saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia sekitar 450.000 orang atau sekitar 0,18 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini masih jauh dari ideal, yakni 2 persen dari jumlah penduduk. Persentase ini kalah jauh dibandingkan sengan Singapura yang wirausahanya 7,2 persen dari jumlah penduduk, Amerika Serikat sekitar 12 persen, dan Malaysia 3 persen....
Selengkapnya, baca Harian Kompas, 25 Juli 2011.